Kebumen, Jawa Tengah – Di tengah derasnya perkembangan teknologi dan budaya global, kesenian tradisional Mentiet yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah, kini berusaha untuk bangkit kembali melalui sebuah proyek film inovatif. Kesenian yang mengandalkan kekuatan lisan dalam mendongeng ini hampir punah akibat kurangnya regenerasi dan adaptasi di kalangan generasi muda. Dengan hanya 10% dari masyarakat Kebumen yang masih mengenal atau mempraktikkan kesenian ini, proyek ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi pelestarian warisan budaya lokal tersebut.
Dalam upaya melestarikan dan mengembangkan kesenian mentiet, sebuah tim kreatif yang terdiri dari para pendongeng tradisional, seniman, dan profesional di bidang teknologi akan memproduksi sebuah film yang menggabungkan cerita tradisional dengan teknologi modern. Penggunaan Augmented Reality (AR) dalam film ini menjadi salah satu aspek utama yang membedakan proyek ini dengan proyek pelestarian budaya lainnya.
Pengalaman Interaktif dengan Teknologi AR
Film ini tidak hanya menyajikan cerita-cerita mentiet secara tradisional, tetapi juga menghadirkan pengalaman baru bagi penonton, terutama anak-anak yang akrab dengan teknologi. Dengan menggunakan aplikasi AR, penonton dapat berinteraksi dengan elemen-elemen cerita dalam bentuk animasi 3D. Misalnya, tokoh-tokoh cerita akan terlihat lebih hidup dan bisa dilihat dalam berbagai sudut pandang, memberikan pengalaman yang lebih imersif.
“Ini bukan sekadar film biasa. Kami ingin menciptakan pengalaman yang memungkinkan anak-anak untuk lebih memahami dan merasakan cerita Mentiet dalam cara yang menyenangkan dan interaktif,” kata salah satu produser film tersebut.
Edukasi Melalui Film: Membawa Mentiet ke Anak-Anak
Selain teknologi AR, film ini juga mengandung nilai edukasi yang kuat. Proyek ini akan mencakup sesi interaktif untuk anak-anak, di mana mereka bisa belajar langsung tentang kesenian mentiet melalui mendongeng dan permainan peran. Dalam kegiatan ini, anak-anak akan belajar mengenai nilai-nilai budaya dan pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia.
Lokakarya dan Pemutaran di Sekolah-sekolah
Film dokumenter ini akan diputar secara daring melalui platform seperti YouTube dan Instagram, serta akan diselenggarakan pemutaran luring di berbagai lokasi strategis seperti sekolah-sekolah, taman budaya, dan pusat komunitas. Setiap pemutaran film akan disertai dengan sesi diskusi dan tanya jawab, yang akan memperdalam pemahaman anak-anak tentang pentingnya pelestarian budaya lokal.
Selain itu, lokakarya interaktif bagi anak-anak juga akan digelar, di mana mereka bisa langsung belajar mendongeng, berperan dalam cerita, dan membuat alat peraga sederhana. Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak dapat lebih mencintai dan menghargai budaya lokal, serta mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka.
Mendorong Kebanggaan Terhadap Budaya Lokal
Dengan adanya film ini, diharapkan anak-anak—sebagai generasi penerus—akan semakin tertarik untuk mempelajari dan melestarikan kesenian tradisional. “Kami ingin menunjukkan bahwa budaya lokal, seperti mentiet, tidak kalah menariknya dibandingkan budaya global. Dengan bantuan teknologi, kami bisa menghidupkan kembali tradisi ini dan mengenalkan ke dunia luar,” tambah salah satu anggota tim kreatif.
Proyek ini bukan hanya sebuah upaya pelestarian budaya, tetapi juga sebuah langkah strategis untuk mengintegrasikan kesenian tradisional ke dalam kehidupan modern, sehingga bisa dinikmati oleh lebih banyak orang, terutama anak-anak yang menjadi agen perubahan di masa depan.
Meningkatkan Apresiasi terhadap Warisan Budaya Indonesia
Melalui proyek ini, diharapkan anak-anak dapat lebih menghargai dan menjaga warisan budaya Indonesia yang kaya. Teknologi digital yang semakin berkembang memberikan kesempatan besar untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi-tradisi yang hampir punah. Dengan memanfaatkan AR dan media sosial, kesenian mentiet diharapkan bisa kembali diterima oleh generasi muda, sekaligus menjadi bagian dari identitas budaya yang tak terlupakan.
Penulis: Tim Redaksi Kultur Indonesia
Sumber: Proyek Dokumenter Mentiet Kebumen